
Khaosai Galaxy... Mungkin masyarakat dunia dan masyarakat tinju Indonesia tidak asing lagi mendengar nama besar tersebut. Benar sekali, dia adalah petinju asal Thailand yang mengalahkan Ellyas Pical dengan TKO pada tanggal 28 Februari 1987 dalam kejuaraan dunia versi WBA kelas bantam yunior 52,2 Kg di ronde ke 14 dari 15 ronde yang direncanakan.*) Ellyas Pical yang pada saat itu memegang gelar juara dunia versi IBF kelas bantam yunior, yang diraihnya dari petinju Korea Selatan, Ju Do Chun, pada tanggal 3 Mei 1985 di Istora Bung Karno dengan kemenangan KO di ronde ke 8. Sedangkan Khaosai Galaxy meraih gelar lowong WBA kelas bantan yunior pada tanggal 21 november 1984 melawan petinju Republik Dominica, Eusebio Espinal, dengan kemenangan TKO di ronde ke 6 dari 15 ronde yang direncanakan. Galaxy adalah petinju yang sangat lama sekali memegang sabuk juara dunia versi WBA kelas bantam yunior, dan tidak ada yang bisa merebut gelar dari tangannya.
Pada tanggal 30 April 2009 saya berkesempatan bertemu langsung dengan Khaosai Galaxy pada pertandingan kejuaraan interim versi WBA kelas super bantam 55,3 Kg antara Poonsawat Kratingdaeng yang dilatih langsung oleh Galaxy dan satu petinju lagi yang diasuh oleh Galaxy, Denkaosan Kaovicit, juara dunia versi WBA kelas terbang 50,8 Kg .
Galaxy lahir di Petchaboon, Thailand pada tanggal 15 Mei 1959 ini memiliki nama asli Sohla Saenghom selain sekarang berprofesi sebagai pelatih tinju ternyata memilki usaha lain yakni membuat bak mobil untuk angkutan atau lebih dikenal di Indonesia sebagai angkot. Usaha ini sudah berjalan lebih dari 4 tahun dan bisnis restoran sea food lebih dari 5 tahun .
“Sekarang saya memiliki satu orang anak laki-laki yang berumur 10 tahun tapi dia tidak hobi olah raga tinju seperti saya. Dia menyukai olahraga renang dan dia sangat berprestasi sekali . Saya tidak memaksakan anak saya untuk mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang petinju karena kalau saya paksakan pasti hasilnya akan kurang memuaskan,“ ungkap Galaxy yang menutup karir tinjunya dengan rekor sebanyak 50 kali bertanding, menang 49 kali dengan kemenangan KO/TKO sebanyak 43 kali dan hanya menderita sekali kalah angka oleh petinju senegaranya, Sakda Saksuree.
Sukses untuk Galaxy...
*) Catatan redaksi
Sukses untuk Galaxy...
*) Catatan redaksi
- Sebagai juara kelas terbang yunior IBF, gelar Pical saat itu tidak dipertaruhkan karena statusnya saat melawan Galaxy adalah sebagai penantang di badan tinju WBA. Konsekuensinya, jika menang Pical akan memiliki dua gelar, IBF dan WBA. Jika kalah angka, gelar IBF Pical tidak akan melayang. Namun karena Pical kalah TKO, maka gelarnya dicoret oleh IBF.
- Sejak awal pertandingan pukulan-pukulan andalan Pical, hook kiri, banyak mendarat di wajah dan tubuh Galaxy, namun seolah Galaxy kebal pukulan. Dalam keadaan furstrasi dan lelah, Pical akhirnya tumbang di ronde 14. Wasit Ken Morita sempat mencoba membantu dan menyemangati Pical untuk meneruskan pertandingan, namun Pical menolak karena sudah frustrasi.
- Dalam sebuah wawancara dengan boxing-indonesia beberapa waktu lampau, dalam hati kecil Pical sebetulnya tidak mau bertanding melawan Galaxy, namun atas desakan pihak-pihak tertentu, dengan berat hati dia memenuhi agenda melawan Galaxi.
- Khaosai Galaxy begitu ditakuti pada masa jayanya, karena penampilannya yang dingin serta dikenal merupakan petinju slugger raja KO nan tangguh dan seolah kebal pukulan. Atas reputasinya, Galaxy dijuluki sebagai "the Thai Tyson".
No comments:
Post a Comment