Visit this website:

Gadget Unik - Jual Beli Aman

Thursday, January 9, 2014

Khaosai Galaxy: Petinju Terbesar Thailand

Phone Kingpetch boleh berbangga hati disebut sebagai juara dunia pertama kali tinju dari tanah Thailand. Saman Sorjaturong juga boleh disebut sebagai petinju hebat yang pernah mengkanvaskan seorang Humberto Gonzalez dalam pertarungan super seru dalam pertarungan gelar WBA/WBC kelas super terbang di California. Tapi nama Khaosai Galaxy adalah petinju yang sangat membekas di hati rakyat Thailand, sehingga patung lilinnya dipajang di Museum Madame Tussauds di Bangkok.

Khaosai Galaxy adalah juara WBA kelas super terbang yang berhasil mempertahankan gelar sebanyak 19 kali selama 7 tahun tanpa henti, dan pensiun sebagai juara pada tahun 1992. 

Berbicara Galaxy, tentu kita tidak bisa melupakan pertarungan bersejarahnya dengan legenda tinju kita, Ellyas Pical tahun 1986. Saat itu Pical tercatat sebagai juara IBF di kelas yang sama dengan Galaxy. Kehebatan tangan kiri Pical banyak dipuji sebagai yang terkuat kala itu disebut tidak ada artinya jika belum dihadapkan dengan Galaxy yang saat itu memang sangat menakutkan sehingga mendapatkan julukan sebagai the Thai Tyson.

Seperti kita tahu, pukulan-pukulan kiri Pical berkali-kali menyambar bagian wajah Galaxy, tapi Galaxy seolah tak merasakan dan terus menggempur Pical. Pical yang sudah unggul angka hingga 12 ronde, akhirnya frustrasi dan kelelahan. Wasit Ken Morita sudah mencoba membujuk Pical untuk melanjutkan pertarungan di ronde 14, namun Pical berkeras untuk tidak melanjutkan pertandingan, sehingga Galaxy dinyatakan menang TKO di Istora Senayan, Jakarta. Gedung olahraga legendaris tersebut mendadak sunyi senyap, walaupun puluhan ribu memadatinya. Sekedar informasi, pertandingan Pical vs Galaxy bukanlah pertarungan unifikasi. Walau menyandang status juara IBF, gelar juara Pical dipastikan masih dalam genggaman jika Pical kalah angka dari Galaxy. Namun karena Pical kalah TKO, maka gelarnya dicabut dan dinyatakan lowong. Pical sendiri puluhan tahun setelah kekalahan itu menyatakan kepada wartawan Fightnews.com, Bob Newman, bahwa secara pribadi dia menolak untuk bertarung melawan Galaxy. Namun karena desakan dari berbagai pihak, akhirnya dengan terpaksa dia menerima tawaran tersebutm dan bertarung walau tidak dengan sepenuh hati. Sekedar informasi, Ellyas Pical adalah satu-satunya petinju yang berkesempatan meladeni kedahsyatan Galaxy hingga lebih dari 12 ronde. 

Saat pertama kali menyaksikan video Galaxy vs Pical yang saya hadiahkan kepada Ellyas Pical lebiih 10 tahun lalu, Lorinly Pical (anak sulung Ellyas Pical), langsung menangis saat mengetahui ayahnya tak berdaya melawan Khaosai Galaxy.

Jika Anda gemar berburu fight-fight seru di youtube, carilah Galaxy bertarung melawan Eusobio Espinal, Rafael Orono, Edgar Monserat, Ellyas Pical, Israel Contretras, Kenji Matsumura, dan David Griman. Saya jamin Anda akan ikut-ikutan meringis kesakitan seolah rusuk Anda ikut dihajar oleh uppercut Galaxy yang memang gemar menyakiti rusuk dan ulu hati lawannya, termasuk terhadap Ellyas Pical. Dalam beberapa kali kesempatan berjumpa legenda Thailand ini, Galaxy selalu menanyakan kabar Ellyas Pical dan selalu menyampaikan salam. Ellyas Picalpun sama, dan berharap suatu ketika bisa dipertemukan lagi dengan mantan seterunya tersebut.

Khaosai Galaxy (Terlahir sebagai Sohla Saenghom) tercatat resmi memiliki rekor 47-1 (41 KO). Satu-satunya kekalahan adalah melawan Sakda Sasuree di masa awal karirnya. Berhembus kabar, rekor sesungguhnya Galaxy adalah 50-1, termasuk balas dendam atas Saksure, namun entah kenapa rekor tersebut tidak tercatat secara resmi. Selain tercatat dalam International Hall of Fame, Galaxy juga dicatat sebagai 100 petinju dengan pukulan terkeras sepanjang masa. Selain itu, hingga kini Khaosai dan saudara kembarnya, Khaokor Galaxy ( mantan juara kelas bantam WBA) adalah satu-satunya saudara kembar siam yang mampu menjadi juara dunia tinju dalam waktu bersamaan.

Kini orang banyak yang berandai-andai jika usia mereka setara dan hidup di jaman yang sama, siapakah lebih hebat antara Galaxy vs Pacquiao. Pertanyaan yang tentunya tidak mungkin terselesaikan.

(Foto: anak saya yang sangat beruntung bisa berpose bersama dua legenda di dua negara: Khaosai Galaxy dan Ellyas Pical)
-- 
A fighter has to know how to fear - Cus D'Amato

8 comments:

Anonymous said...

jaman segitu bung as pasti lbh memilih bermain dng boneka barbie ketimbang nonton pical vs galaxy

bung jeff, setahu saya dl saat lihat ditvri galaxy unggul sepanjang ronde & pical dibuat tdk berkutik.....sudah hampir 30 thn berlalu mungkin saya yg salah, krn yg melekat dalam benak saya sampai sekarang hanya saat pical terjatuh bersandar ditali ring dng pelipis berdarah

max_muscle

Jeffrey Pamungkas said...

Kata pengamat jaman dulu, kalau saja peraturan sudah memakai 12 ronde saja, Pical sudah unggul angka.

Dari catatan boxrec, Pical memang sudah unggul mutlak oleh ke-3 hakim:

judge: Larry Rozadilla 128-121
judge: Takeshi Shimakawa 129-123
judge: Yong-Soo Chung 129-125

Jeffrey Pamungkas said...

Hahaha maaf saya bacanya terbalik. Khaosai yg unggul ding... :p

fin said...

di masa jaya masing masing petinju, saya lihat chris john bisa dengan mudah mengalahkan galaxy (dengan angka mutlak) kecepatan dan footwork cj sangat sulit buat diatasi oleh galaxy
galaxy memang oke tapi penilaian para pengamat dirasa berlebihan dan ironisnya justru para pengamat indonesia yang demikian
galaxy dikatakan muka badak, tembok, dll padahal melawan armando castro (mexico) dan cobra ari blanca (filipina) galaxy roboh di ronde satu kena knock down dan ironisnya baik castro maupun blanca bukan petinju top di negaranya
semua petinju kalau kena pukulan yang pas pasti jatuh juga
kesimpulannya: galaxy overrated

Excelsior said...

Saya setuju, jika pada prime masing-masing Galaxy akan kalah angka oleh Chris John.. sepintas gaya main Galaxy sama persis dengan Chonlatarn Piriyapinyo.. sayang di masa-masa Kondisi terbaiknya CJ tidak segera melawan para Jawara waktu itu. Barera, Morales bahkan Pacquiao sekalipun..

Excelsior said...

Cuma bisa berandai-andai.. moga aja ada lagi generasi penerus Ellyas Pical, CJ untuk selanjutnya..

fin said...

maaf maaf kata
pengamat kita jaman dulu dalam menilai seringkali bias antara obyektifitas dan nasionalisme
dengan segala hormat
bung syamsul anwar mengklaim pukulan elly pical TERKERAS DI DUNIA untuk kelas bantam junior
sementara juara wbc, legenda mexico gilberto roman dianggap masih dibawah elly padahal rekor ko nya diatas 50 %
dengan lawan lawan dari manca negara termasuk petinju afrika, eropa, dan asia
hard to say but thats true...

fin said...

ps: ane hanya kurang sepaham dengan pendapat bung syamsul anwar (soal pukulan elly terkeras di dunia) bukan mendeskreditkan beliau secara bung syamsul adalah komentator jempolan yang pengetahuan tinjunya sangat luas dan bahasa indonesianya sangat baik (banyak kosa katanya)
kalau cj lawan galaxy saya maksud main di kelas bantam atau super bantam (bulu junior)

Boxing Indonesia: Who's Next. Boxing is Tinju in Indonesian.