Visit this website:

Gadget Unik - Jual Beli Aman

Monday, October 18, 2010

Maraknya Serbuan Petinju Nasional ke Mancanegara

Oleh Aryo Umbaran Sulkhan

Beberapa dekade terakhir ini, sangat marak pengiriman petinju nasional kita untuk bertanding ke negara tetangga seperti Thailand, Filipina, Jepang, Australia, bahkan hingga sampai Rusia & China dengan bantuan para penata tanding International yang menjembatani para manager dan petinju nasional kepada para promotor dari negara-negara tersebut.

Hal ini cukup membanggakan, namun juga cukup memprihatinkan. Karena seperti yang kita tahu, pengiriman petinju nasional ke negara-negara pengimpor petinju ini seperti serbuan yang tiada habisnya. Bangga karena dengan kondisi tinju nasional saat ini yang bisa dikatakan hidup segan mati tak mau, petinju tetap bisa bertanding dan mendapatkan nafkah untuk diri dan keluarganya, karena tinju profesional memang sebuah profesi, mereka berangkat dari minimnya perekonomian keluarga dan berharap bisa hidup dari tinju.

Memang bila dibandingkan dengan penghasilan mereka bila bertanding di Indonesia, penghasilan mereka bertanding di negara lain cukup jauh lebih baik. Namun bila tidak dibatasi, hal ini akan memicu turunnya harga jual petinju. Semakin banyak pengiriman petinju ke luar negeri dan minimnya ajang pertandingan di Indonesia, tentunya akan berdampak pada nilai kontrak pertarungan yang semakin kecil, karena lama kelamaan para pelatih dan manager mau tidak mau akan mengizinkan petinjunya bertanding di luar negeri, segi prestasi akan di nomor duakan, yang penting petinju mereka bisa bertanding.

Tidak salah memang mengirim petinju nasional ke negara-negara tersebut, namun yang cukup memprihatinkan adalah karena rata-rata petinju yang dikirim untuk bertanding adalah hanya dijadikan batu loncatan bagi jawara-jawara dari negara pengimpor tersebut. Hanya sedikit dan bisa dihitung dengan jari adanya petinju nasional yang benar-benar bertanding ke luar negeri karena berprestasi ataupun karena mandatory fight untuk melakukan kejuaraan dunia.Sudah menjadi rahasia umum bagi para insan tinju nasional bahwa petinju yang dikirim bukan karena baiknya prestasi adalah hanya sebagai penambah rekor KO atau minimal sekedar untuk menambah jam terbang bagi para jawara dari negara lain yang kemungkinan sudah dipersiapkan untuk bersaing di tingkat dunia, bahkan mungkin sudah dipersiapkan untuk merebut atau mempertahankan juara dunia. Petinju nasional yang sanggup bertahan hingga ronde akhir pertandinganpun juga tidak akan dihitung angkanya dengan adil oleh hakim, hingga ada istilah untuk apa susah-susah bertarung di negara lain bila akhirnya tetap saja kalah. Oleh karena itu banyak pula petinju nasional kita yang berangkat bertanding hanya untuk mencari uang, tidak mempedulikan persaingan prestasi dan tidak peduli dengan semakin buruknya rekor mereka.

Manager dan pelatih di Indonesia juga tidak bisa disalahkan, karena minimnya ajang pertandingan yang ada di Indonesia, dengan sangat terpaksa mereka "merelakan" petinju mereka untuk bertanding di luar negeri tanpa didampingi pelatih. Inilah yang menjadi pokok permasalahan, karena petinju dan pelatih adalah ibarat dalang dengan wayang, mereka saling terkait untuk menentukan strategi pertarungan, pelatihlah yang tahu sifat dan gaya setiap petinjunya, maka bila seorang petinju tidak didampingi oleh pelatih, maka petinju tidak akan bisa bertarung dengan maksimal, padahal sebenarnya banyak juga petinju nasional kita yang potensial.

Memang semua saling terkait antara promotor - sponsor - manager - pelatih - petinju - penonton, itu semua adalah satu kesatuan, jadi dalam hal ini tidak ada yang bisa disalahkan dan disini bukan untuk mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Hanya marilah kita sebagai insan tinju Indonesia saling introspeksi diri, marilah kita bersama-sama menyatukan visi misi dan saling bekerja untuk meningkatkan kualitas petinju dan kuantitas pertandingan di Indonesia, karena dengan kualitas dan kuantitas baguslah dunia tinju profesional Indonesia bisa menjadi maju dan disegani di tingkat dunia.

Majulah tinju Indonesia!

11 comments:

Max_Muscle said...

Memang selama ini petinju yg keluar negeri hanya sebagai batu loncatan saja buat lawan2 mereka, begitu juga sebaliknya petinju2 yg dikirim dari Thai,Phil & Afsel ke Indo jugalah petinju2 kelas dua,yg rata2 selalu menjadi bulan2an petinju lokal.memang menampilkan petinju luar negeri lebih memiliki nilai jual dimata penonton.
Hanya yg saya heran saat jaman2 GTPI banyak petinju dari Thai yg memiliki peringkat 5 besar nasional tapi justru menjadi sansak hidup saat bermain di indo,padahal sudah jelas kwalitas tinju di Thai lebih baik dari pada negara kita,ini sepertinya sudah jelas permainan promotor utk meningkatkan nilai jual dng memanipulasi data2 lawan.......

Max_Muscle said...

Oh ya, kalau tidak salah foto yg disebelah kiri itu (BUNG AS), adalah lawan mainya TERA PATRICK selama ini ???.........wkwkwkwkwk

JP said...

Memang buah simalakama. Dilarang salah... dibolehin juga nggak mungkin.

cara satu-satunya mendongkrak petinju indonesia ya menggiatkan kompetisi dalam negeri. Rachman, Chris John dan Daud adalah produk booming tinju tv Indonesia (walau banyak tumbal juga, petinju-petinju yg tewas di ring: Alfaridzi, Bones Fransiscus, dsb).

Aryo Sulkhan - Sindoro Satriamas Gym said...

Tulisan siapa sih ini kok panjang banget? Pasti nulisnya sambil mabuk nih omongannya sampe mana-mana.. Hahaha.
Tp memang itulah yg terjadi, mau ga mau memang seperti itu, sebagai manager sy jg terpaksa hrs berbuat seperti ini, bila memaksakan petinju utk hanya bertanding di Indonesia mencari prestasi, bukan semakin baik malah semakin terpuruk, hanya akan berlatih & berlatih tanpa kejelasan kapan akan bertanding, lama kelamaan petinju akan bosan menunggu & akhirnya pensiun tanpa hasil & tanpa pegang dana pensiun. ;D

Anonymous said...

ya, berarti nunggu era CJ dan DY berakhir, habis itu tamat deh preatasi tinju pro kita,

Aryo Sulkhan - Sindoro Satriamas Gym said...

Ya jngn donk,Bung Anonymous.. Itulah mengapa kita hrs bersama2 bekerja & berusaha agar tinju nasional kita tdk semakin terpuruk.. Bila anda mampu, coba bikin prtndgan rutin di daerah2 atau lbh baik lg di siarkan oleh stasiun TV meskipun hanya TV lokal, yg penting bukan siarannya namun jadwal prtndgan rutinnya. Ya mudah2an bisa terlaksana.. :)

JP said...

Beberapa petinju dari NTT kini tengah digodok, salah satunya Isaack Leiteidena aka Isaack Jr. yang sudah ranking 5'an WBO kalau gak salah.

JP said...

Barusan ngecek Fightnews, Isack Junior sudah ranking 2 WBO kelas bantam yunior! Juaranya Omar Narvaez dari Argentina, dan tidak terlalu meyakinkan rekordnya.

DANNY said...

JP : Omar Narvaez bukan petinju sembarangan dia mantan juara kelas terbang WBO dan mempertahankan gelar sudah 15 kali dan tak terkalahkan, dia berarti sudah 2 kali juara dunia dikelas berbeda, bahkan rayonta whitfield petinju tak terkalahkan dibikin KO sama dia, butuh banyak dukungan pemerintah kita supaya petinju2 seperti isack junior, rasmanudin, tommy seran bisa berbicara di dunia internasional, dulu waktu ada gelar tinju di di Trans 7, nama roy mukhlis terangkat, dalam 1 bulan dia bisa 2 kali bertanding dan skillnya meningkat tajam, setelah tidak ada lagi acaranya skill roy cenderung menurun, susah bertanding...dst

Anonymous said...

Ayo para pecinta tinju dan temen temen member boxing-indonesia, sering sering kirim email ke info@tvone.co.id untuk nanyain pertandingan tinju nasional/dunia, biar mereka pada tahu bahwa penggemar tinju cukup banyak, sehingga mereka tertarik untuk menayangkan program tinju nasional dan siaran langsung tinju dunia nya semakin sering

Anonymous said...

#3 wbo duangpetch kokietgym dan #4 wbo drian fransisco bakal merebut gelar wbo interim tuh

mungkin bisa jadi kesempatan bagus untuk isack jr kalau menantang juara interim wbo di masa depan

kalau nantang omar narvaez tampaknya blum siap, bisa2 nasibnya kaya roy muklhis nanti

tapi kok isack junor bisa cepet banget dapet #2 wbo? tampaknya isack blum pernah bertarung di level yg tinggi

Boxing Indonesia: Who's Next. Boxing is Tinju in Indonesian.