Petinju kebangaan duet manager-pelatuh flamboyan asal Semarang Aryo Sulkhan dan Budi Wizon, Jamed Jalarante yang sudah tiga kali kalah berturut-turut di tahun ini, termasuk kalah angka dari petinju gaek asal Cina, Zou Deguan, 3 Desember di Tiangin Jinan, Cina, mencoba peruntungan di ring kickboxing di Semarang, 18 Desember lalu. Sayang, Jamed juga hanya menjadi bulan-bulanan tendangan sang lawan yangf memiliki basic karate. Selama tiga ronde jalannya pertandingan, paha dan kaki Jamed terus dihajar tendangan sang lawan. Memang strategi dalam tinju sulit sekali diterapkan dalam kickboxing. Jika Jamed menjaga jarak, maka tendangan kawan menjadi sangat berbahaya. Maka Jamed terus mencoba menerapkan strategi clinch and punch yang sebenarnya sangat efektif untuk meredam serangan sang karateka. Jamed harus mengakui keunggulan sang lawan dengan angka. "Jamed benar-benar menderita," kisah Aryo Sulkhan, manager Jamed. "Esok hari setelah pertandingan, Jamed tidak bisa bangun dan jalan akibat terjangan kaki lawan."
Nasib Ray Raharjo, rekan sasana Jamed, lebih beruntung. Dia mendaopat lawan yang relatif lebih lemah. Meski "habis" dimarahi Budi Wizon karena Ray tidak menuruti instruksinya di ring, Ray berhasil mengkanvaskan lawannya pada ronde 2, dan kubu lawan melempar handuk tanda menyerah.
Event kick boxing ini rutin diadakan di kota Semarang setiap tahun oleh LSM Lindu Aji, dengan menampilkan petarung-petarung terbaik dari berbagai disiplin ilmu beladiri di sekitar Jawa Tengah. Ada sekitar 20 partai digelar, tiap partai berlangsung selama tiga ronde. Pemenang mendapatkan bayaran Rp. 2 juta, sedangkan sang pecundang harus puas dengan bayaran sebesar Rp. 1 juta. Beberapa petinju dan mantan petinju top Semarang seperti Chris John, Roy Mukhlis, Donny Suratin, dll. tampak hadir di antara para penonton.
"Event ini sangat baik untuk menhindarkan petinju dari kejenuhan, sekalian tambahan pemasukan bagi petinju," ujar Aryo. Belakangan para petinju kita terasa semakin susah bertanding di dalam negeri karena minimnya pertandingan di Indonesia. Tak heran mereka harus mengadu untung di luar negeri. Jangan protes pula jika kualitas petinju kita yang harus bertandang ke luar negeri begitu rendah dan sering mengalami kekalahan. Karena memang minimnya pertandingan di dalam negeri, jadi mereka sama sekali tidak fokus dalam tinju. Tak jarang mereka bertanding dengan kelebihan berat badan karena memang tidak berlatih.
3 comments:
bos, kok petinju maen kickboxing seh, ya keok atuh ditendangin......xixixiixi.....lol
Hahaha.. Cuma iseng2 berhadiah,bro.. Event ini jarang2 ada, setahun sekali jg blm tentu, sebenernya sy jg ga tertarik, tp ptnju2 sy yg minta tanding, ya udah mau gmn lg. Dan akhirnya hasilnya adlh kena tendangan trs. ;D
Tapi ngomong2, B.Jeffrey nulisnya parah nih, jadinya sdh jatuh tertimpa tangga. Hahaha
jamed...i love u
Post a Comment