Pastor Max Pusceddu, Melayani Umat dengan Kepalan

Dalam iman Kristiani, ada keyakinan bahwa Tuhan bekerja dengan cara yang misterius. Romo Max Pusceddu, seorang imam Katolik, mungkin adalah salah satu contohnya. Father Max, sapaan akrabnya di kalangan umatnya, adalah seorang petinju aktif. Dia sering mengadakan pertandingan eksibisi untuk misi penggalangan dana, salah satunya menggalang dana untuk membangun sekolah di Kongo. Saat Don Massimilano Puesceddo - namanya di atas ring, bertanding, beberapa pendukung mengibarkan spanduk-spanduk yang bunyinya sebetulnya tidak sesuai dengan ajaran Kristiani, seperti "Father Max, No Mercy", dsb.

Pastor yang bertugas di kepulauan Sardinia, Italia, ini mengaku meninggalkan kekasihnya di usia 17 tahun untuk menekuni panggilan sebagai seorang biarawan Katolik. Dia sudah berlatih tinju sejak usia 10 tahun, dan terus melakukan tinju selain untuk menjaga kebugaran, menyalurkan hobi, berdakwah dan menjalankan misi kemanusiaan. Petinju idolanya adalah raja kelas menengah asal Argentina, Carlos Monzon (alm.), yang juga merupakan petinju kontroversial yang bergelimang dengan kekerasan. Monzon pernah dipenjara 11 tahun karena kasus percobaan pembunuhan istrinya dan beberapa kasus kekerasan terhadap beberapa wanita di sekelilingnya serta menganiaya fotografer. Pastor Max berpendapat bahwa di balik kehajatah seseorang, dia pasti memiliki setitik kebaikan.

Sebagai petinju, dia bertinju di kelas menengah. Saat tiba di sasana atau tempat pertandingan, dia selalu mengenakan seragam seorang pastor, baru kemudian berganti kostum tinju.

Uskup Cagliari Giuseppe Mari, atasan Pastor Max, berpendapat bahwa Pastor Max adalah seseorang yang baik dan berbudi luhur. "Orang-orang tidak datang dengan sendirinya ke Gereja, Anda harus menjemputnya di jalanan atau di rumah," ujar uskup Mari.

Berikut adalah cuplikan youtube aksi pastor Max, baik dalan jubah seorang Pastor maupun jubah petinju: http://www.youtube.com/watch?v=wauO79ptK3Q

Dari berbagai sumber.