Setelah membaca kisah ini, saya harap Anda berhenti membulan-bulani Jamed Jalarante.
Petinju kelahiran Birmingham, Inggris, ini memang unik. Tahun 2008 lalu dia menggenapi rekor bertanding menjadi 300 pertandingan dengan kemenangan. Mengapa unik? Karena kemenangan adalah sesuatu hal yang langka bagi Buckley. Rekor Buckley setelah laga itu adalah 32 menang (8 KO), 256 kalah (10 KO) dan 12 seri (boxrec.com). Bahkan disebut-sebut rekor kalah Buckley adalah merupakan rekor dunia sampai saat ini.
"Saya selalu siap bertanding kapan saja, karena saya selalu berlatih di gym. Saya selalu siap tanding bahkan beberapa jam sebelum pertandingan dimulai," cetus Buckley. "Jika Anda seorang tukang batu, dan Anda mendapat order untuk membangun tembok, tentu Anda tidak perlu minta waktu 3 minggu untuk mempersiapkan diri, bukan?" Bahkan, pernah diketahui Buckley menyetujui sebuah pertandingan pada jam 8 malam, kurang dari 2 jam dari pertandingan di hari H nya!
Walau
kalahan, petinju kelas welter (kebetulan sekelas dengan Jamed Jalarante) ini jangan diremehkan. Dia pernah berlatih tanding dengan para petinju papan atas Inggris pada masa jayanya, al. Duke McKenzie, Scott Harrison, Nassem Hamed, Michael Brodie, Gavis Rees dan Collin McMillan.
"Tinju sudah menjadi sesuatu yang baik dalam diriku selama beberapa tahun. Ketika saya remaja, saya mengalami masalah dengan Polisi. Tapi olahraga ini sudah memberi saya fokus dalam kehidupan saya," ujar Buckley, yang pernah menerima perghargaan khusus pada bulan April 2003, ketika menyelesaikan pertarungannya yang ke 200 di MEN Arena yang terkenal di Manchester.
Apa yang bisa diserap dari kisah Peter Buckley? Hasil akhir (kalau dalam tinju sabuk juara) hanyalah sebuah tolok ukur; yang paling penting adalah bagaimana Anda berupaya dan melakukan kerja keras demi upaya tersebut.
Sumber: Daily Mail