Visit this website:

Gadget Unik - Jual Beli Aman

Friday, October 14, 2011

Jadwal Tinju di TV




TVOne


Minggu pagi, 16/10, TVOne akan meniyarkan partai perebutan gelar kelas berat ringan versi WBC antara juara bertahan Bernard Hopkins (52-5-2, 32 KO) melawan mantan juara Chad Dawson(30-1, 17 KO) , lagsung dari Stapples Center, Los Angeles. Di usia uzur sebagai petinju, Hopkins masih mampu menaklukan Jean Pascall yang melucuti gelar Dawson sebelumnya.




Partai tambahan yang menarik disimak adalah perebutan gelar lowong kelas ringan versi WBC antara Jorge Linares melawan Antonio de Marco.



TVRI

Perebutan gelar WBO Aspac antara juara bertahan Heri Amol melawan Charlie Cabilla (Filipina), Minggu malam (16/10) 22.30, langsung dari Jambi.


Wednesday, October 12, 2011

Sejarah Sabuk Tinju





Pernah terpikir kapan sabuk juara dalam tinju mulai digunakan? Berikut ada sejarahnya.




1. Sabuk Juara untuk John L. Sullivan


Pertama kali sabuk juara disematkan pada pinggang juara kelas berat John L. Sullivan (saat itu masih tinju tangan kosong) pada tahun 1887. untuk menghormati pahlawan dari kota mereka, penduduk kota Boston menggalang dana $10,000 untuk membuat penghargaan ini bagi Sullivan. Sabuk berlapis emas itu dihiasi dengan 350 batu permata (kini batu permatanya sudah hilang), dihiasi foto Sullivan dan bendera Irlandia, Inggris dan Amerika Serikat, serta bertuliskan "Presented to the champion of champions by the people of the United States." Sejak tahun 1983, sabuk bersejarah itu disimpan oleh Museum Smithsonian sebagai bagian dari koleksi sejarah olahraga mereka.




2. The Lonsdale Belt

Presiden National Sporting Club of Britain, Lord Lonsdale, mengadakan suatu turnamen tinju pada tahun 1909 di Inggris. Para petinju yang berhasil mempertahankan gelar juara pada turnamen tersebut sebanyak tiga kali berturut-turut, berhak mendapatkan sabuk ini.




3. Sabuk the Ring Magazine

Majalah the Ring didirikan pada tahun 1922, dan mereka disebut sebagai "the Bible of Boxing" karena ulasan-ulasan mereka yang sangat dihormati oleh para pelaku tinju pada masa itu (sampai sekarang). Sabuk the Ring Magazine pertama kali diberikan kepada juara kelas berat Jack Dempsey, dan sabuk kedua diberikan kepada juara dunia kelas terbang (juara dunia pertama dari bumi Asia/Filipina), Pancho Villa. Sejak itu the Ring senantiasa menganugerahi sabuk The Ring Magazine kepada para petinju yang paling hebat. Namun kebiasaan itu terhenti sejak tahun 1990an. Mulai tahun 2002, the Ring Magazine mulai menganugerahkan sabuk the Ring Magazine kepada para petinju terbaik di setiap kelas dengan kriteria yang mereka buat secara ketat.

4. Sabuk Kulit Singa
Ternyata, Sullivan bukan petinju pertama yang menerima penghargaan berupa sabuk. Sebelumnya, di Inggris, sabuk yang terbuat dari kulit singa dianugerahkan kepada Thomas Cribb, juara nasional Inggris. Sabuk tersebut diberikan kepada Cribb pada saat mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia tinju pada tahun 1822. Sabuk tersebut kemudian dibeli oleh Tom Sayers, juara kelas menengah Inggris. 20 Mei 1860, Sayers mengundurkan diri, dan dianugerahi Sabuk "Silver Championship".


Sumber+foto: wikipedia

Rekor Unik Georges Carpentier

Juara dunia kelas berat asal Perancis di tahun 1920'an, Georges Carpentier (1894-1975), memiliki rekor unik. Dia adalah salah satu dari empat petinju di dunia yang tercatat pernah melakoni laga dari kelas terkecil hingga kelas paling besar dalam dunia tinju, yakni dari kelas bantam hingga kelas berat (jaman pada waktu itu kelas terbang adalah kelas paling ringan). Memulai debut di kelas terbang tahun 1908, the Orchid Man, julukan Carpentier, terus naik ke kelas bulu, ringan, welter dst, hingga meraih puncak kejayaan pada 1920-1922 saat meraih gelar juara dunia kelas berat ringan dan kelas berat.

Selain Carpentier, ada tiga nama lagi yang pernah bertanding di semua kelas (dari kelas terbang hingga kelas berat), namun sayang prestasinya tidak sementereng Carpentier: Alabama Kid, Willie Meehan dan Mickey Taylor

Tuesday, October 11, 2011

Angkota Siap Revans

Matchmaker Pino Bahari membenarkan kabar yang kami dengar mengenai duel ulang Angky Angkota vs Jorge Arco dalam perebutan gelar kelas bantam super WBO di Meksiko. Dia menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan negosiasi tahap akhir dengan pihak promotor untuk memanggungkan duel ulang tersebut. "Menurut rencana, pertandingan akan digelar di bulan November," ujar Pino.

Januari tahun lalu, Angky Angkota tampil lumayan dan sedikit menyulitkan Arce dalam membongkar pertahanan Angky, namun sayang pertandingan terhenti di ronde 7 akibat benturan tak sengaja yang menyebabkan pendarahan di atas mata kanan Angky. Saat itu, pertandingan memperebutkan gelar lowong WBO kelas super terbang.

Martapura Riverside Boxing: Espinos Sabu Menang Angka





Juara Indonesia kelas terbang Espinos Sabu (RE Sulut) sukses mempertahankan gelar melalui kemenangan angka 12 ronde melawan penantang Ruben Manakane (NN Jakarta). Tidak ada yang jatuh, tetapi wajah kedua petinju sembab dan terluka. Pertandingan berlangsung di Siring Sungai Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu, 9 Oktober 2011. Promotor Finon Manullang bersama Dandim 1007 Banjarmasin Letkol Inf Waston Purba menyerahkan sabuk KTI kepada Espinos Sabu.

Pertandingan dipimpin wasit Erik Suwarna (Jakarta). Tiga hakim tinju menilai dengan angka berbeda-beda; Pudjo Santoso (Tangerang) 116-113, Sumardi (Jakarta) 118-111, Suwarno 116-112. Semua untuk Espinos Sabu, yang 22 Juni 2011 di Jakarta, mengalahkan Ruben Manakane dalam partai non gelar 8 ronde.

Selama 12 ronde, kedua petinju saling menyerang. Ruben gagal memenuhi janji untuk menghabisi Espinos Sabu di atas ronde 6. Pada ronde 9, Ruben sempat menggoyahkan lawan lewat pukulan kanan yang cepat dan keras. Pada ronde 11 dan 12, Espinos terlihat unggul stamina dan berkali-kali memaksa Ruben yang berusia 19 tahun, terdesak. “Saya bangga dua kali mengalahkan dia,” komentar Espinos Sabu, 22 tahun.
Dalam kelas bulu 10 ronde, Asmania Buru (Lubana Tangsel) menang TKO 8 melawan Ryan Lebong (KPJ Bulungan Jakarta). Ryan muntah nasi di tengah ring dan langsung dihentikan wasit Sumardi. “Dia tadi makan terlalu banyak, makanya muntah,” kata pelatih Little Holmes sambil menjamin petinjunya muntah bukan akibat gegar otak. “Dia aman dari kemungkinan itu (gegar otak),” lanjut Holmes.

Kelas bulu 10 ronde, Andy Letding (Alor Tangerang) menang TKO ronde 6 melawan Philipus Rangga (Garuda Jaya Jakarta). Rangga menyerah tidak kuat. Kasihan dia.

SABUK TERIMA KASIH

Promotor Finon Manullang menyuguhkan pertandingan untuk acara HUT ke-66 TNI kerja sama dengan Korem 101/Antasari Banjarmasin. “Saya puas lantaran pertandingan bisa terlaksana tepat pada waktunya,” kata Danrem 101/Antasari Kol Inf Komaruddin Simanjuntak.

Pertandingan disaksikan mantan promotor F.K. Sidabalok, yang dulu dikenal sebagai ayah angkat Thomas Americo. Sidabalok datang ke Banjarmasin sebagai tamu special promotor Finon Manullng. “Saya sangat hormat sama beliau, makanya saya undang khusus dan datang,” kata Finon.
Malam tinju di atas sungai dimeriahkan dengan pemberian Sabuk Terima Kasih dari promoter Finon Manullang kepada mantan promotor F.K. Sidabalok, kepada Danrem 101/Antasari Kol Inf Komaruddin Simanjuntak, kepada Dandim 1007 Banjarmasin Letkol Inf Waston Purba, dan kepada Ketua Umum

KTI Pusat Anthon Sihombing. “Saya berharap pemberian Sabuk Terima Kasih semacam ini dapat diteruskan oleh promotor lain. Tujuannya untuk menyemangati sekaligus menghargai dedikasi seseorang untuk tinju secara universal,” komentar Finon Manullang.

Siapa menyusul?


(Teks&Foto: FM)

Monday, October 10, 2011

Peter "Professor" Buckley

Setelah membaca kisah ini, saya harap Anda berhenti membulan-bulani Jamed Jalarante.

Petinju kelahiran Birmingham, Inggris, ini memang unik. Tahun 2008 lalu dia menggenapi rekor bertanding menjadi 300 pertandingan dengan kemenangan. Mengapa unik? Karena kemenangan adalah sesuatu hal yang langka bagi Buckley. Rekor Buckley setelah laga itu adalah 32 menang (8 KO), 256 kalah (10 KO) dan 12 seri (boxrec.com). Bahkan disebut-sebut rekor kalah Buckley adalah merupakan rekor dunia sampai saat ini.

"Saya selalu siap bertanding kapan saja, karena saya selalu berlatih di gym. Saya selalu siap tanding bahkan beberapa jam sebelum pertandingan dimulai," cetus Buckley. "Jika Anda seorang tukang batu, dan Anda mendapat order untuk membangun tembok, tentu Anda tidak perlu minta waktu 3 minggu untuk mempersiapkan diri, bukan?" Bahkan, pernah diketahui Buckley menyetujui sebuah pertandingan pada jam 8 malam, kurang dari 2 jam dari pertandingan di hari H nya!

Walau kalahan, petinju kelas welter (kebetulan sekelas dengan Jamed Jalarante) ini jangan diremehkan. Dia pernah berlatih tanding dengan para petinju papan atas Inggris pada masa jayanya, al. Duke McKenzie, Scott Harrison, Nassem Hamed, Michael Brodie, Gavis Rees dan Collin McMillan.

"Tinju sudah menjadi sesuatu yang baik dalam diriku selama beberapa tahun. Ketika saya remaja, saya mengalami masalah dengan Polisi. Tapi olahraga ini sudah memberi saya fokus dalam kehidupan saya," ujar Buckley, yang pernah menerima perghargaan khusus pada bulan April 2003, ketika menyelesaikan pertarungannya yang ke 200 di MEN Arena yang terkenal di Manchester.

Apa yang bisa diserap dari kisah Peter Buckley? Hasil akhir (kalau dalam tinju sabuk juara) hanyalah sebuah tolok ukur; yang paling penting adalah bagaimana Anda berupaya dan melakukan kerja keras demi upaya tersebut.

Sumber: Daily Mail

Sunday, October 9, 2011

The Showdown Strikes Back

Nama Jamed Jalarante (20-11, 1) yang sempat tenggelam kharismanya akibat kekalahan beruntun yang dialaminya selama melanglang buana ke luar negeri, kini perlahan mulai terkerek lagi. "Kami sedang menantikan keputusan pertandingan Jamed 4 November di Australia," ujar sang manajer flamboyan Aryo Sulkhan. "Di saat menantikan kepastian ini, kami sudah mempersiapkan come back nya Jamed dengan sebaik-baiknya, termasuk latihan fisik dan mental di tanjakan Gombel dan menyepi di Gunung Sindoro," ujar Aryo, manajer Sindoro Satriamas Gym, Semarang, dengan yakin.

Petinju bernama asli Jamed Jumaedi dan berjuluk "the Showdown" ini merupakan salah satu petinju Indonesia yang cukup laku dijual di luar negeri. Negeri Cina, Jepang, Australia dan Thailand, adalah merupakan "tanah jajahan" petinju potensial ini. Kita doakan kepastian pertandingan di Australia bisa segera diperoleh, dan Jamed bisa memetik kemenangan pertama di negeri orang, mengingat persiapan yang dilakoninya kali ini memang sudah cukup baik, ditambah mental dan pengalaman JJ bertanding di negeri orang.

Memang, walau sering kalah saat merantau ke negeri orang, berat tanding JJ di kelas welter super atau menengah yunior tidak terlalu banyak di wilayah Asia ini, sehingga JJ bisa dikatakan cukup laku bertanding di luar negeri karena sedkitnya persaingan di kelas ini.
Boxing Indonesia: Who's Next. Boxing is Tinju in Indonesian.