Bagi insan tinju tanah air, nama Willy Lasut pasti sudah tidak asing lagi. Mantan jawara Tinju Pasar Malam era 1950-an tersebut bukanlah sosok yang mudah tenggelam dimakan zaman. Benderanya selalu berkibar, mulai dari petinju profesional beberapa dekade yang lalu hingga petinju masa kini, hampir semuanya pernah berhubungan dengannya. Memang sudah bukan rahasia umum bahwa Willy Lasut merupakan seorang International Boxing Matchmaker yang ternama. Hampir 40 tahun sebagai Matchmaker bukanlah pengalaman yang tanggung-tanggung lagi, memang beliau adalah pelopor Penata Tanding Internasional di Indonesia.
Meski beberapa tahun belakangan ini Willy Lasut lebih sering bekerjasama dengan promotor-promotor Jepang, namun hubungan Willy Lasut dengan promotor-promotor negara lain seperti Australia, Filipina, Korea, dan Thailand tetap terjalin dengan baik. Sesekali beliau masih ke negara-negara tersebut untuk mengawal petinju-petinju Indonesia yang akan bertanding di sana. Saya membuktikan sendiri ketika saya ditugaskan mengawal petinju ke Filipina setelah sekian tahun beliau tidak menginjakkan kaki disana, semua orang yang saya temui menitipkan salam kepada beliau, itu menandakan bahwa Willy Lasut memiliki hubungan yang baik dengan semua orang. "Do you know Mr.Willy Lasut? He's my best friend!". Dalam hati saya menjawab "Ya iyalah saya tahu, orang saya kesini juga Pak Willy yang nyuruh!". Tapi memang begitulah rata-rata mereka menyampaikan hal itu dengan bersemangat. Semua mengenalnya, semua menganggap Willy Lasut adalah kawan dekat mereka. Namun mungkin mereka, terutama saya, tidak akan lagi mendapatkan kebaikan hatinya, Bapak Willy Lasut telah berpulang meninggalkan kita semua untuk kembali pada Tuhannya.
In Memoriam Meneer Willy Lasut....... Banyak sekali kenangan antara saya dengan beliau...
Disini saya tidak akan mengulas masa kejayaan Willy Lasut saat masih menjadi petinju, karena saya tidak hidup di masa itu dan mungkin ada yang lebih paham mengenai hal tersebut. Saya hanya ingin berbagi kenangan akan sikap dan kebaikan beliau. Hubungan kami bisa dikatakan adalah hubungan pertemanan, rekan kerja, guru, pimpinan, atau bila dijabarkan lebih dekat lagi hubungan kami seperti ayah dan anak. Ya beliau sudah seperti ayah saya sendiri, sosoknya yang "bagi saya pribadi" adalah seseorang yang super duper galak, lucu, serta terkadang usil, namun di mata saya beliau sangatlah berwibawa. Sering sekali beliau memberikan nasehat-nasehat tentang dunia tinju dengan segala tetek bengeknya maupun tentang bagaimana saya harus menempatkan diri di dalam kehidupan.
"Berusaha berbuat baik saja,Aryo.. Dan ingat, jangan pernah menyusahkan orang lain! Perbuatan baik akan dibalas berlipat-lipat oleh Tuhan. Walau tidak sekarang, tapi percayalah bahwa tidak ada yang sia-sia di dunia ini. Atau setidaknya kamu akan di kenal dan pada akhirnya kamu akan di kenang sebagai orang yang baik".
Petuah yang sangat berharga bagi saya meski susah juga menerapkannya, bahkan mungkin bagi Willy Lasut sendiri. Karena mungkin bagi saya apa yang beliau sampaikan itu benar, tapi pasti ada juga orang lain yang menganggap itu salah. Bahkan terkadang kebaikan beliau malah dibalas dengan kejelekan, ketegasan beliau terhadap sesuatu dianggap sebaliknya oleh beberapa orang. Sepertinya berkali-kali saya menemui kebaikannya yang akhirnya dibalas dengan kejelekan, tapi tetap saja di kemudian hari beliau seperti tidak terlalu mempedulikan hal itu, kalaupun saat itu beliau marah besar paling juga esok paginya sudah mereda seperti tidak terjadi apa-apa. Ya memang seperti itu Willy Lasut, meledak-ledak seperti petasan namun hanya sesaat saja lalu untuk kemudian melupakannya.
Saya sangat terkejut saat mendengar kabar beliau terkena stroke beberapa hari yang lalu, karena yang saya tahu beliau adalah orang yang rajin berolahraga. Saya pun masih berfikir bahwa kemungkinan terburuk hanyalah beliau tetap akan sembuh walaupun sudah tidak sesehat sebelumnya. Namun ketika saya mendengar kabar-kabar selanjutnya, saya seperti merasa putus asa. Beberapa hari kemudian akhirnya takdir memutuskan bahwa beliau memang harus kembali kepada Tuhan di usianya yang ke 80 tahun. Namun kebaikan dan ketulusan hatinya tidak akan ikut terkubur bersama jasadnya. Seperti yang selalu beliau sampaikan, setidaknya pada akhirnya kamu akan di kenang sebagai orang yang baik.
Selamat jalan Bapak Willy Lasut. Saya akan selalu merindukanmu, dan semuanya mendoakan semoga Tuhan memberikan tempat yang terbaik bagimu di surga. Beristirahatlah dalam damai, I'll see you again in the afterlife...
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
5 comments:
kok ga' ada pnjlsn foto, wili lasut yg kiri ato yg kanan?
Semoga beliau diterima di sisi Allah YME
To Bung Togog : masa anda tidak bisa membedakan mana yg usia 80 tahun di foto tsb
RIP om willy lassut. Smoga diampuni sgala kesalahan & smoga amal ibadah nya diterima di sisi Tuhan YME. Buat bung as : tetap semangat bung. Lanjutkan perjuangan om willy. Jadilah pengganti nya. Ak yakin cuma bung as yang sdah dikader sbagai pengganti om willy.
willy lasut yg kanan pake kacamata, gimana sih om ini masa gk pande bedain ???
Wakaka wiki lasut yg kaos biru ya? Wet muda ya.....
Post a Comment