Visit this website:

Gadget Unik - Jual Beli Aman

Saturday, December 21, 2013

Pengunduran Diri Chris John Bukan Karena Kalah dari Vetyeka

Mantan juara WBA Super kelas bulu, Chris John, menyatakan keputusannya mengundurkan diri dari tinju bukan karena kalah dari Vetyeka. Namun dia mengakui, kemenangan demi kemenangan membuat dirinya tetap memiliki percaya diri untuk berkarier di tinju, namun dia menolak jika kekalahannya dianggap sebagai alasan pengunduran dirinya.

Saat ini, Chris John berujar belum memiliki rencana apa-apa, dan untuk sementara tidak akan berkecimpung di tinju dulu selain berkumpul bersama keluarga yang sering ditinggalkan selama aktif di tinju.

http://www.fightnews.com/Boxing/more-on-chris-johns-retirement-233754?nomobile

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

17 comments:

Anonymous said...

Andai saja pengunduran diri itu dilakukan sebelum kalah,akan sangat manis dikenang sepanjang masa....tapi tidak apa apa..memang inilah yg terbaik untuk CJ. Mungkin juga mengingatkan bagi semua bahwa tidak ada siapapun di dunia ini yg sangat super...agar terhindar dari kecongkaan dan keangkuhan

Anonymous said...

Semua fans, termasuk saya sendiri, punya impian dia memecahkan rekor Eusebio Pedroza dan kalau bisa title defense sampai 20x. Menurut saya, kita harus appreciate usaha CJ dalam mencapai cita2 ini walaupun akhirnya gagal. Jarang sekali ada petinju di dunia, apalagi di Asia, yg bisa mempertahankan gelar dunia sampai 10 tahun dan nama-nya ada di Top 10 Featherweight majalah 'The Ring' (RingTV) selama 488 minggu (9.3 tahun) lamanya.

Saya yakin CJ punya alasan kuat untuk mengakhiri karir-nya. Sebagai fan berat CJ, saya menilai CJ adalah seorang petinju yg bijak dan memiliki cara berpikir yg sistematis. Dia pasti punya visi lain mengenai masa depannya setelah ia pensiun dari bertanding. Saya sendiri berharap CJ akan memulai karir baru sebagai pelatih. Krn dgn bekal pengetahuan yg ia dapatkan selama ini dari Craig Christian dan pengalaman internasional-nya, saya yakin sekali ia akan menjadi pelatih yg brilian dan diharapkan mampu mendidik juara dunia baru bagi Indonesia. Itulah harapan saya..

Felix

laemon said...

apakah cj tetap akan pensiun jika menang dari vetyeka?

jon said...

jika CJ menang atas Vetyeka dan menyamai rekor Pedroza, tidak tertutup kemungkinan unifikasi gelar dengan badan tinju lain yang lebih bergengsi, atau juga pertarungan tertinggi lawan petinju top lain sebagai penutup layaknya dahulu petinju Joe Calzaghe sebelum pensiun (yang agaknya memang sudah diisyaratkan), sekaligus upaya memupus stigma gelar paper champion (mungkin), namun kekalahan agaknya menyadarkan keterbatasan dan pensiun pun lebih cepat....bagaimanapun sekian lama ada di puncak adalah prestasi tersendiri, dan seperti yang diutarakan pula, memang pilihan bertanding ada pada kalah/menang ataupun seri, semua ada harga tersendiri yang harus dibayar....seorang atlit besar tidak akan berlama larut dalam kekalahan, masih ada babak berikut dalam kehidupan yang bisa dimenangkan sekalipun di luar ring itu sendiri....

jon said...

dengar-dengar CJ ada keinginan jadi promotor usai pensiun....jujurnya, serasa bukan hal yang semudah dibayangkan, mengingat iklim tinju pro dalam negeri, jika di luar atau tarap internasional kendala selain skill manajemen dan bisnis serta kekuatan koneksi adalah modal yang dibutuhkan tentulah jauh lebih besar (jika tidak hati-hati tabungan selama berkarir bisa amblas dalam sekejab belaka)....sejauh ini tercatat mungkin hanya Oscar dela Hoya mantan petinju yang cukup mampu bersaing dengan promotor senior lain, itupun Oscar sendiri sampai jadi pecandu alkohol (mungkin juga lantaran serasa terlalu bertumpu pada nama besar sebelumnya), sementara Mike Tyson bahkan dipersulit habis-habisan di banyak wilayah lantaran imaji buruk terdahulu masih melekat, Ricky Hatton juga belum terdengar gemanya di bidang baru yang digeluti....jadi pelatih belum tentu ada kesabaran yang memadai, mungkin yang lebih dekat adalah jadi komentator baik di media cetak atau televisi, jika kerinduan terhadap dunia tinju masih besar, sementara jadi promotor harus belajar lebih banyak hal terlebih dahulu, bisa juga sebagai sampingan berbisnis pula....

jon said...

sempat terpikir, sebuah skenario daripada team manajemen CJ jika bisa melewati hadangan Vetyeka kemarin, jika menang dan menyamai rekor Pedroza, maka nilai jual CJ pun dirasa melebihi terdahulu untuk menembus pasar Amerika...gelar IBO plus WBA, ditambah rekor Pedroza itu sendiri, posisi CJ bisa beralih menjadi "running champion" menerobos rimba kiblat pertinjuan dunia lebih jauh dan dalam ketimbang sebelumnya yang pernah diupayakan...namun rupanya penampilan Vetyeka ternyata melebihi yang diperkirakan, dan CJ cukup bijak pula untuk menerima kekalahan serta menyadari keterbatasan fisik (dan juga psikologis, mungkin) dan menyerahkan tongkat estafet pada DY sebagai satu-satunya juara dunia Indonesia yang kini dan berikutnya entah bisa apa tidak bakalan dilanggengkan pula...bagi DY sendiri, dirasa lebih baik sementara bertahan dahulu sebagai juara IBO (terlepas entah orang akan bilang juara dunia kelas dua pula, suara miring pasti ada) dimana kemenangan demi kemenangan bisa memperbaiki peringkat pula di badan tinju yang lebih bergengsi sebelum terpikir untuk unifikasi (atau lawan petinju top dunia, demi bayaran yang lebih baik)...sementara sasaran ke blantika kiblat tinju dunia dirasa juga layak untuk diperjuangkan, mungkin salah satu misi terusan di era CJ dan sebelumnya dimana jika mendapat pasar yang lebih baik disana otomatis bisa membuka kemungkinan lebih baik pula bagi petinju-petinju lokal yang lain...entah terlalu jauhkah, dirasa tidak ada salahnya pula berpikir ke arah sana...


https://www.youtube.com/watch?v=Xg6iQxpdgLI&feature=player_detailpage

Anonymous said...

apapun alasannya, kenyataannya Chris John mundur setelah kalah TKO dari Vetyeka

jon said...

jika CJ ingin revans sekalipun, dirasa juga bukan pilihan terbaik....maka agaknya harus diakui Vetyeka adalah raja saat ini, entah sampai berapa lama pula kiranya....

jon said...

Chris John Tidak Lagi Berubah Peran di Malam Natal
Rabu, 25 Desember 2013 | 15:07 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — Mantan juara dunia kelas bulu WBA Chris John tidak lagi berperan sebagai Joseph saat mengikuti Misa malam Natal di Gereja St Familia Atmodirono, Semarang, Selasa malam.

"Kami sekeluarga mengikuti Misa Natal di Gereja St Familia Atmodirono Semarang pukul 21.00 WIB," kata Chris John ketika dihubungi di Semarang, Selasa.

Menurut Chris John yang semasa menjadi petinju memiliki rekor bertarung 48 kali menang (22 di antaranya dengan KO), tiga kali seri, dan sekali kalah, tersebut, tidak ada peran khusus dalam Misa Natal tahun ini.

Pada saat Natal 2012, Chris John berperan sebagai "Keluarga Kudus" dalam Misa Natal di Gereja Kalep Elizabeth Semarang. Saat itu Chris John berperan sebagai Joseph, sedangkan istrinya Ana Maria Megawati berperan sebagai Maria, kemudian dua anaknya Maria Lune Ferisha dan Maria Rosa Christiani berperan sebagai Malaikat.

Ketika ditanya apa harapannya dengan Natal 2013 ini, Chris John yang semasa menjadi petinju mendapat julukan The Dragon tersebut mengatakan, semoga Natal ini bisa membawa kedamaian bagi semua manusia, khususnya keluarga.

"Kami berharap Natal tahun ini bisa membawa kedamaian semua manusia umumnya dan keluarga saya khususnya," kata Chris John yang semasa jadi petinju berhasil memegang gelar juara dunia selama 10 tahun lebih tersebut.

Chris John memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia tinju yang telah membesarkan namanya di Jakarta pada Kamis (19/12/2013) setelah sebelumnya gagal mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu (57,1 kilogram) karena kalah TKO pada ronde keenam (tidak melanjutkan pertarungan pada awal ronde ketujuh) saat menghadapi petinju Afrika Selatan Simpive Vetyeka di Australia, 6 Desember 2013.

Alasan pengunduruan diri tersebut, menurut dia, berdasarkan pertarungan tersebut dirinya merasakan bahwa fisiknya sudah mulai menurun. "Mungkin karena faktor usia juga," kata suami mantan atlet wushu Jateng Ana Maria Megawati tersebut.

Editor : Tjahjo Sasongko
Sumber : Antara

Anonymous said...

sebetulnya dengan teknologi terkini madalah fisik bukan kendala
andai ada alex ariza atau angel heredia di kubu cj, masalah fisik bisa diatasi
apalagi cj baru 34, marquez aja udah 40 masih sangat prima fisiknya
apalagi hopkins

Anonymous said...

nasib mu keris jon, si juara ayam sayur cuma bisa pertahanin gelar 10 tahun, ga bs unifikasi, juara antar kelas preeeeet lo hidup lo diatur terus sama si krek kritingan, habis duit elo diporotin

Anonymous said...

mau jadi promotor? si keris jon kagak bakal bisa, promotor itu harus bisa politik, bisnis, si keris jon cuma bisa tinju kagak bisa berpolitik, ketipu terus sama krek kritingan....hahahhahahahahaha

jon said...

dirasa bukan melulu kondisi fisik yang jadi kendala daripada CJ, apalagi dengan style boxer bukan fighter ataupun slugger yang notabene boros soal pengeluaran tenaga setidaknya di ronde-ronde awal pada umumnya...kondisi mental psikologis juga dirasa turut berperan, lingkungan atau problem internal keluarga dsb mungkin analoginya sama jika banyak makan namun pikiran butek melulu bukannya makin gemuk malah kurus jadinya...sepuluh tahun berada di atas, seperti pepatah lama yang dirasa tak termakan jaman, "mempertahankan lebih sulit ketimbang meraih"....

jon said...

Marquez memang masih saja prima di usianya sekarang, namun jika ia tidak menerapkan strategi bertarung secara efektif, bukan tidak mungkin hasil berbeda di ronde-ronde akhir....teknologi terkini pun belum tentu afdol tergantung si pemakai bisa apa tidak mempergunakan dengan baik, mungkin analoginya identik dengan bisa pakai internet namun tahunya surfing situs porno belaka....

jon said...

bicara mengenai kepromotoran, dirasa memang bukan hal yang sederhana atau semudah yang dibayangkan....seorang Ricky Hatton dengan gelar MBE yang dianugerahkan kerajaan pun belumlah mampu berkiprah dan berbicara lebih banyak, namun dalam hal posisi terhadap publik dirasa Hatton yang kini nampak lebih membumi, lebih baik ketimbang Mike Tyson yang mengaku tengah sekarat namun berupaya merekrut bibit potensial amatir sementara di banyak wilayah dipersulit habis-habisan....jika mentalitas tetap terjaga, prospek mungkin cerah bagi seorang Hatton yang agaknya masih sulit melupakan kekalahan terdahulu di ring tinju....

Rafi said...

Kalau menurut saya memang benar kalau alasan utama CJ mundur buka karena kalah,tapi karena desakan dari istrinya utk mundur bahkan sebelum CJ kalah.Secara fisik saya yakin sebenarnya CJ masih sanggup utk revans dng Vetyeka dan menang angka,tentu dng kembali ke gaya aslinya yaitu boxer murni dan dng dukungan dari sang istri.

Anonymous said...

Jadi teringat dulu istri CJ sdh meminta CJ pensiun namun dalam 2 x pertndngn, istri CJ menyanyikan lagu indonesia raya. Artinya dukungan jelas ada. Yg menjadi pertnyaan mengapa ketika hendak lawan vetyeka, terkesan persiapan CJ sngt sempit secara publikasi. Biasanya persiapan CJ yg terpublish berbulan2 lamanya. Sy melihat kesan pertandingan desember CJ dipaksakan utk memenuhi 2 x bertanding dlm 1 thn. Dengan pola manajemen CJ yg sdh terbaca selama ini, yaitu melawan petinju rangking belasan dan bisa menang aman, team CJ sering butuh wktu lama utk bisa mendapatkan lawan. Vetyeka ini terkesan pilihan yg terpaksa (dgn harapan dpt IBO) namun ternyata salah perhitungan. Sepenuhnya ini kesalahan team CJ khususnya pelatih. Seperti bnyk pendapat pengamat tinju dan fans luar, CJ telah membuang masa2 emasnya dgn melawan petinju2 yg biasa2 saja. Tentunya skrng bukan soal fisik saja namun psikis CJ yg dipertanyakan kesiapannya melawan petinju papan atas. Sangat butuh beberapa pertandingan utk meningkatkan fisik dan psikis CJ. Dan jg perlu ganti tim dan pelatih. Ini yg mngkn sdh tdk mungkin sehingga CJ memilih untuk pensiun.

Boxing Indonesia: Who's Next. Boxing is Tinju in Indonesian.