Ajib Albarado, nama itu bisa jadi mengingatkan kita semua pada masa kejayaan tinju profesional Indonesia. Sosok petinju kekar dengan mata sipit dan terkenal dengan pukulan kerasnya ini menghilang bak ditelan bumi. Beberapa kali saya dan Bung Jeffrey Pamungkas membicarakan sang mantan Juara Dunia WBF kelas Welter Junior tersebut. Kami memang tahu Ajib berada dimana, namun kami tidak tahu persis dimana tepatnya. Ya, Ajib Albarado kini adalah warga negara Jepang setelah Ajib menikah dengan wanita Jepang. Beberapa kali saya ke Jepang sekaligus untuk mencari tahu keberadaan atau kondisi Ajib Albarado namun tidak pernah membuahkan hasil. Tidak terlalu penting memang, saya pribadi juga sama sekali tidak mengenal Ajib, tetapi saya merasa penting untuk mengetahui bagaimana keadaan Ajib sekarang, dengan tujuan agar pembaca www.boxing-indonesia.com ini juga tidak lupa begitu saja akan prestasi yang pernah ditorehkan oleh Ajib Albarado.
Nama Ajib Albarado cukup disegani di era 90 hingga di era awal 2000-an. Hampir semua lawan tak berkutik bila harus berhadapan dengannya. Nama-nama besar petinju nasional kala itu hampir semua dilibas habis olehnya. Haris Pujono, seorang boxer dengan jab-jab yang cepat dan tajam juga tidak berkutik oleh gempuran Ajib Albarado. Begitu pula dengan Thomson Tasli, Nico Toriri, dan nama-nama besar lainnya. Saya ingat Ajib pernah akan di bentrokkan dengan jawara muda kala itu yaitu Sonny Rambing namun entah kenapa pertandingan batal terjadi. Padahal apabila benar-benar terjadi itu akan menjadi pertarungan yang sangat menarik untuk disaksikan.
Pencarian demi pencarian terus saya lakukan setiap saya berkunjung ke Jepang dengan bertanya dengan kawan-kawan tinju disana, namun tetap saja nihil. Hingga pada suatu ketika, beberapa hari yang lalu, saya secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pelatih tinju di Tokyo, Jepang. Saat itu kami sama-sama mengawal petinju untuk bertanding. Dia memanggil saya dengan sebutan "Indonesia", kami bertukar kartu nama, dia membaca nama saya, dan kemudian tetap saja memanggil saya Indonesia. Yah, mau bagaimana lagi, mungkin nama Aryo Sulkhan bukanlah nama yang mudah di ucapkan bagi orang Jepang. Saya hanya tertawa saja ketika berkali-kali dia menyebut saya Indonesia. Kami berbincang-bincang cukup lama juga, sekitar 15 atau 20 menit sembari kita melakukan tugas kita masing-masing memasang handwrap petinju yang akan bertanding.
Nama pelatih tersebut adalah Takashi Inoue, pelatih Nakaya Boxing Gym, ternyata dia adalah mantan pelatih Ajib Albarado di Jepang. Nama Ring Ajib Albarado ketika berada dibawah bimbingannya adalah Albarado Nishimaru. Entah apa artinya, yang jelas dalam catatan rekor BoxRec membukukan prestasi yang cukup mentereng pada Ajib Albarado, rekor total bertandingnya adalah 27-3-(17 KO). Sebuah rekor fantastis bagi seorang petinju pendatang untuk dapat bersaing di negara yang dimana semua petinju disana mendapatkan kepelatihan dan kesejahteraan yang memenuhi syarat.
Pembicaraan saya hanya berkisar tentang Ajib Albarado, ternyata Ajib sekarang menjadi Operator Mesin Forklift di kota Osaka. Operator ataupun pekerjaan yang membutuhkan keahlian adalah sebuah pekerjaan yang bergaji cukup tinggi di Jepang. Takashi mengatakan kepada saya Ajib bergaji besar, dia sudah hidup nyaman dan sejahtera bersama dengan keluarganya, telah memiliki rumah, saya kurang jelas entah itu rumah atau apartemen, karena rata-rata masyarakat Jepang tinggal di apartemen berukuran kecil. Yang jelas saya cukup bangga dengan kondisi Ajib sekarang. Ajib bukanlah pahlawan idola bagi saya seperti saya mengidolakan Mike Tyson, saya hanya tertarik saja untuk bertemu dan mengenalnya, menjalin silaturahmi, dan mendengarkan kisahnya ketika dia berada di masa jayanya.
Mantan petinju yang bernama asli Ahmad Tajid ini ternyata sudah hidup mapan. Benar-benar membanggakan mendengar mantan petinju bisa pensiun dengan kesejahteraan yang baik. Karena tidak jarang kita mendengar nasib mantan petinju yang kurang beruntung di masa tuanya. Bahkan sekedar bisa bekerja menjadi satpam di masa pensiun saja dianggap sudah cukup baik bila dibandingkan mantan petinju yang hidup dalam kesengsaraan, merasa tidak diperhatikan, dan hanya meratapi nasib karena merasa tidak mendapat balas jasa yang setimpal atas prestasi yang telah ditorehkannya. Suatu saat nanti bila saya berkesempatan datang ke Osaka, saya akan mencoba menemui Ajib Albarado. Meski hanya untuk bertemu dan makan malam bersama keluarganya, berbincang-bincang, dan berfoto bersama, sepertinya sudah cukup mengobati rasa penasaran saya akan sosoknya yang sekarang. Sosok Raja KO yang beberapa tahun lalu hanya bisa saya saksikan di televisi.
--
A fighter has to know how to fear - Cus D'Amato
Nama Ajib Albarado cukup disegani di era 90 hingga di era awal 2000-an. Hampir semua lawan tak berkutik bila harus berhadapan dengannya. Nama-nama besar petinju nasional kala itu hampir semua dilibas habis olehnya. Haris Pujono, seorang boxer dengan jab-jab yang cepat dan tajam juga tidak berkutik oleh gempuran Ajib Albarado. Begitu pula dengan Thomson Tasli, Nico Toriri, dan nama-nama besar lainnya. Saya ingat Ajib pernah akan di bentrokkan dengan jawara muda kala itu yaitu Sonny Rambing namun entah kenapa pertandingan batal terjadi. Padahal apabila benar-benar terjadi itu akan menjadi pertarungan yang sangat menarik untuk disaksikan.
Pencarian demi pencarian terus saya lakukan setiap saya berkunjung ke Jepang dengan bertanya dengan kawan-kawan tinju disana, namun tetap saja nihil. Hingga pada suatu ketika, beberapa hari yang lalu, saya secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pelatih tinju di Tokyo, Jepang. Saat itu kami sama-sama mengawal petinju untuk bertanding. Dia memanggil saya dengan sebutan "Indonesia", kami bertukar kartu nama, dia membaca nama saya, dan kemudian tetap saja memanggil saya Indonesia. Yah, mau bagaimana lagi, mungkin nama Aryo Sulkhan bukanlah nama yang mudah di ucapkan bagi orang Jepang. Saya hanya tertawa saja ketika berkali-kali dia menyebut saya Indonesia. Kami berbincang-bincang cukup lama juga, sekitar 15 atau 20 menit sembari kita melakukan tugas kita masing-masing memasang handwrap petinju yang akan bertanding.
Nama pelatih tersebut adalah Takashi Inoue, pelatih Nakaya Boxing Gym, ternyata dia adalah mantan pelatih Ajib Albarado di Jepang. Nama Ring Ajib Albarado ketika berada dibawah bimbingannya adalah Albarado Nishimaru. Entah apa artinya, yang jelas dalam catatan rekor BoxRec membukukan prestasi yang cukup mentereng pada Ajib Albarado, rekor total bertandingnya adalah 27-3-(17 KO). Sebuah rekor fantastis bagi seorang petinju pendatang untuk dapat bersaing di negara yang dimana semua petinju disana mendapatkan kepelatihan dan kesejahteraan yang memenuhi syarat.
Pembicaraan saya hanya berkisar tentang Ajib Albarado, ternyata Ajib sekarang menjadi Operator Mesin Forklift di kota Osaka. Operator ataupun pekerjaan yang membutuhkan keahlian adalah sebuah pekerjaan yang bergaji cukup tinggi di Jepang. Takashi mengatakan kepada saya Ajib bergaji besar, dia sudah hidup nyaman dan sejahtera bersama dengan keluarganya, telah memiliki rumah, saya kurang jelas entah itu rumah atau apartemen, karena rata-rata masyarakat Jepang tinggal di apartemen berukuran kecil. Yang jelas saya cukup bangga dengan kondisi Ajib sekarang. Ajib bukanlah pahlawan idola bagi saya seperti saya mengidolakan Mike Tyson, saya hanya tertarik saja untuk bertemu dan mengenalnya, menjalin silaturahmi, dan mendengarkan kisahnya ketika dia berada di masa jayanya.
Mantan petinju yang bernama asli Ahmad Tajid ini ternyata sudah hidup mapan. Benar-benar membanggakan mendengar mantan petinju bisa pensiun dengan kesejahteraan yang baik. Karena tidak jarang kita mendengar nasib mantan petinju yang kurang beruntung di masa tuanya. Bahkan sekedar bisa bekerja menjadi satpam di masa pensiun saja dianggap sudah cukup baik bila dibandingkan mantan petinju yang hidup dalam kesengsaraan, merasa tidak diperhatikan, dan hanya meratapi nasib karena merasa tidak mendapat balas jasa yang setimpal atas prestasi yang telah ditorehkannya. Suatu saat nanti bila saya berkesempatan datang ke Osaka, saya akan mencoba menemui Ajib Albarado. Meski hanya untuk bertemu dan makan malam bersama keluarganya, berbincang-bincang, dan berfoto bersama, sepertinya sudah cukup mengobati rasa penasaran saya akan sosoknya yang sekarang. Sosok Raja KO yang beberapa tahun lalu hanya bisa saya saksikan di televisi.
A fighter has to know how to fear - Cus D'Amato
10 comments:
Good story.. Ulasan yg cukup bagus.
Kesuksesan Ajib karena prestasinya yang bagus. Prestasi yg bagus karena ajib berlatih dan bertanding sungguh2 dan anti muquendo. Ketika prestasinya mengkilap, wanita Jepang pun mau diajak menikah. Persoalannya ketika mental petinju sudah muquendo atau mau diajak muquendo maka nasibnya pun sejalan dgn mentalnya. Didunia ini tdk ada yg mudah. Lucky 5 %, 95 % usaha.
Great article !!!
Felix
Bung as ini pandai membuat sebuah ulasan yang asyik untuk dibaca. Mending bung as jadi penulis novel percintaan saja daripada menjadi penata tanding internasional. He he he he he he he. Peace bung as. Kita tunggu hasil pencarian ajib. Semoga berhasil mendapatkan foto bersama.
Bung AS ngajak makan malam gratis... Terus mulai goda2 istrinya... Awas meski sudah pensiun ajib akan bisa dengan mudah merontokkan gigi bung AS nanti.
Ditunggu article bung as mengupas tuntas kisah-kisah petinju mukoendo...
apakah cukup hanya bermodal mentalitas belaka, seorang Ajib Albarado memulai hidup baru di negeri Sakura....sebaliknya, sedemikian kejamkah tekanan hidup kala itu bagi petinju tersebut, ataukah memang apa yang dimiliki wanita Jepang tersebut kelewat menarik...yang jelas kisah perjuangan cukup menarik jika diulas, entah bagaimana berkomunikasi misal, pakai bahasa apa, bagaimana jika kedua adat dipertemukan, bagaimana belajar jadi operator dsb....
Bung Jon..
Sepertinya perlu cari sponsor buat film dimana bung AS sebagai sutradaranya sekaligus memerankan petinju yang pernah kalah KO dari Ajib :p
Ha ha ha ha ha. Yang diserang malah bung as. Bung sun go kong dan anonymous. Tapi mungkin kalau bertemu dengan ajib ceritanya akan lebih seru. Bung as kena hantam karena menggoda istrinya.
Bung AS sedang mempersiapkan naskah film berjudul "Finding Ajib" sebagai pengganti naskah sebelumnya "The Man behind the Moquendo Warriors"
Hahahaha.. Kenapa ya kok kayanya pd seneeeeeng bngt kl mem-bully sy? Untung doublecover sy rapi, jd ga gampang kena pukulan. Hehehehe. Ya intinya itu, sy cuma ingin bertemu dgn Ajib Albarado. Skrg ini mending kita fokus dulu sm "Boxing Indonesia Bagi Bagi Hadiah", siapa tau ada yg beruntung mendapatkan hadiah utama uang tunai 1 Milyar + 2 tiket PP ke Osaka dari Bung JP. Kabarnya beliau habis dapat warisan dari mertuanya sebesar 12 Triliun. Hehehehehehe
Post a Comment