Kunjungan ”Mari Melihat Jafar Sakit” berlangsung selama
empat jam di rumah tinggalnya, Pisangan Timur, Jatinegara, Jakarta Timur,
Minggu (14/7). Kunjungan dimulai dari pukul 5 sore hingga pukul 9 malam. Di
rumah Jafar juga diadakan buka puasa bersama.
Jafar yang berdarah Arab adalah mantan petinju tangguh kelas
welter era tinju Indo-Belanda tahun 50-an. Jafar satu generasi dengan Kid
Francis, Willy Lasut, Jimmy Chiu. Sayangnya tadi malam Willy Lasut dan Jimmy
Chiu tidak datang.
Pada tahun 60-an, ketika pemerintah membekukan tinju pro
selama 10 tahun, Jafar dan rekan-rekannya lebih banyak tampil dalam
pertandingan tinju pasar malam dan dipastikan tontonan liar.
Pada tahun 1970, setelah tinju pro dihidupkan dan menyusul
lahirnya badan tinju bernama Indonesian Boxing Commission (IBC), Jafar memilih
karir sebagai wasit/hakim. Sembilan tahun kemudian ketika segala hal yang
berbau bahasa Inggris dihapus, IBC menjadi Komisi Tinju Indonesia (KTI) dan
Jafar tetap eksis sebagai wasit/hakim. Bahkan Jafar menjadi salah satu wasit
terbaik Indonesia dan telah memimpin lebih dari 100 partai kejuaraan Indonesia.
Sampai tahun 2002, Jafar masih menjadi wasit terbaik KTI
sampai akhirnya mengundurkan diri. Setelah itu, Jafar mulai stop dari semua
kegiatan tinju pro.
Memasuki tahun 2006, atau sekitar tujuh tahun lalu, Jafar
kena serangan gula tinggi. Sakit diabetes yang dideritanya tak kunjung sembuh.
Setidaknya sudah tiga kali masuk rumah sakit. “Terakhir kemaren itu (sebelum
puasa). Ada seminggu di sono, di rumah sakit (daerah Pulogadung, Jakarta
Timur). Dokter larang pulang, tapi kita minta dirawat di rumah karena akan
memasuki bulan puasa. Dokter di sono tetap minta dirawat dan kita bilang nanti
setelah Lebaran,” kata Umi, istri Jafar.
Tujuh tahun tak lepas dari sembuh, kini kondisi Jafar sangat
menyedihkan. “Sakitnya Pak Jafar tujuh tahun, tapi sudah dua tahun ini tidak
bisa ke mana-mana. Hanya bisa di atas tempat tidur, itu pun dengan posisi
seperti begini, tidak bisa miring sedikit pun. Akibatnya punggung meleleh,”
kata Umi, yang punya 30 cucu dan 4 buyut.
Sedih sekali melihat kondisi Jafar sekarang. Tetapi, ini
Jafar; tidak mau menyisahkan kesan sedih. Jafar 79 tahun, kelahiran Jakarta, 31
Oktober 1933, banyak bergurau dan sering membuka kisah-kisah masa lalu penuh
humor.
“Doa`in gue ya biar sembuh, biar bisa kumpul rame-rame kayak
dulu lagi,” minta Jafar kepada setiap tamu yang datang menyalami tangannya.
Sakit parah, wajah Jafar tetap segar dan banyak bergurau.
Bahkan berteriak “bohong” setelah mendengar Kid Francis bercerita masa lalu
pernah mengalahkan Jafar main catur sampai tengah malam di Bandung. Akhirnya,
kami semua tertawa.
Hadir dalam kunjungan “Mari Melihat Jafar Sakit” adalah:
1. Daud
“Scorpio” Jordan, mantan juara Indonesia kelas bulu.
2. Erik
Suwarna, wasit/hakim.
3. Finon
Manullang, aktifis tinju.
4. Kid
Francis, rekan Jafar sejak tinju pasar malam.
5. Martino,
mantan petinju asuhan Kid Francis.
6. Paulus,
mantan petinju asuhan Kid Francis.
7. Pujo
Santoso, wasit/hakim.
8. Robby
Rahangmetan, mantan juara Indonesia kelas bulu yunior.
9. Rocky Joe,
mantan juara Indoneia kelas menengah.
Kunjungan menjadi sangat luar biasa karena tanpa
direncanakan MNC Sports datang melakukan liputan secara khusus, yang
dikomandani reporter Muhammad Andika Wiguna.
Karena ada liputan dari MNC Sports, cucu, anak, dan tetangga
sekitar rumah Jafar, menjadi ramai.
Akibat suara berisik puluhan para cucu, sang reporter mau
tidak mau harus berkali-kali mengangkat telunjuk kirinya lalu ditempel ke bibir
“ssst…!” (silent).
Translate this article using Babelfish Yahoo Translator
1 comment:
kabarnya Willy Lasut juga sakit
Post a Comment