Pertandingan ini, seperti dilaporkan oleh Aussiebox, berjalan cukup menarik, karena Nader Hamdan yang kurang diunggulkan, ternyata cukup agresif dalam melakukan serangan sejak ronde pertama, yang dijawab oleh Mundine dengan cukup atraktif pula. Saling serang dilakukan oleh kedua petinju hingga akhir ronde 12, namun Mundine lebih efektif dalam melakukan serangan dan pertahanan, sehingga Mundine dinyatakan menang angka mutlak, dengan skor 117-111 (hakim Silvestre Abainza), 119-109 (Pinij Prayadsab) dan 120-108 (Chalerm Prayadsab) .
Mundine, seorang petinju Muslim, pertama meraih gelar tersebut pada tahun 2003 dengan mengalahkan Antwun Echols, namun gagal mempertahankan gelar kali kedua saat dipecundangi Manny Siaca. Mundine sempat mencoba merebut gelarnya kembali melawan Mikkel Kessler dari Jerman di Australia, namun dia kalah angka pada tahun 2005. Berkat usaha dan ambisi yang sangat kuat, dia berhasi
Tekad, ambisi dan doa Mundine berbuah manis saat kesempatan merebut sabuk itu tiba, ketika dia ditantang Sam Soliman, juga petinju Australia, dalam perebutan gelar juara WBA kelas menengah super yang lowong, pada 7 Maret 2007. Pada pertandingan yang tak kalah senasionalnya, karena pembawaan Mundine yang berangasan (sehingga meningkatkan daya jual), serta cara pemasaran tinju di Australia yang penuh dengan glamor dan sensasi, Mundine berhasil membukukan kemenangan TKO ronde 9, setelah Soliman sempat terjatuh dua kali sebelumnya. Sempat hampir terjadi kerusuhan, saat ratusan pendukung Mundine serentak masuk ke dalam ring sesaat setelah Mundine dinyatakan menang TKO atas Soliman, sehingga mengakibatkan ring rubuh, namun tidak ada korban dalam insiden itu.
Sumber & foto: Aussiebox
No comments:
Post a Comment