Ketua DPR-RI Marzuki Alie berharap Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) mampu menggelar kejuaraan berjenjang mulai dari kabupaten/kota, provinsi hingga nasional. Dengan demikian pembinaan tinju nasional menjadi terstrutur sehingga kelak petinju kita dapat mencapai prestasi membanggakan di pentas internassional.
“Untuk bertanding di level SEA Games seorang petinju membutuhkan 20 sampai 30 kali laga. Sementara untuk Asia dan dunia setidaknya seorang petinju harus melakoni 150-200 kali pertandingan,” kata Marzuki Alie, Senin (2/7), saat membuka Kejurnas Tinju Amatir Junior XVI/Youth XXVIII yang berlangsung 2-7 Juli di Gelanggang Remaja, Rawamangun, Jakarta.
Menurut Marzuki, memperbanyak kompetisi menjadi salah satu cara untuk memperbaiki prestasi sehingga mampu bersaing di pentas dunia, dimana sasaran Pertina adalah menempatkan petinjunya berlaga di tingkat Asia dan selanjutnya lolos ke Olimpiade Reo de Janeiro 2016.
“Kalau kejuaraan nasional hanya sekali setahun, bagaimana mungkin kita bisa berbicara di tingkat internasional. Untuk itu, saya berharap semakin banyak kompetisi digelar oleh kabupaten/kota, provinsi dan tingkat nasional.”
Sementara itu, Ketua Umum PP Pertina dalam sambutannya tetap merasa optimis mampu meloloskan ptinju Indonesia di ajang Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil 2016. “Sejauh ini, kita sudah berada di jalur yang benar. Kejurnas kali ini pun dimaksudkan sebagai ajang seleksi pembinaan jangka panjang yang kelak akan dikirim untuk bertanding di kejuaraan-kejuaraan ASEAN, Asia dan dunia, termasuk olimpiade,” kata Reza Ali.
Reza Ali mengatakan, kejurnas kali ini merupakan kejurnas dengan jumlah atlet terbesar dengan 178 petinju yang kaan berlaga dari hampir seluruh provinsi di Indonesia. Para petinju akan memperebutkan piala yang disiapkan oleh Ketua DR-RI Marzuki Alie. “Kalau tidak ada kalender pertandingan PPLP, mungkin pesertanya bisa lebih dari 200 petinju. Papua Barat yang menjadi tuan rumah kejuaraan PPLP, misalnya, tidak bisa berpartisipasi,” kata Reza.
Reza mengatakan petinju putera/puteri yang berlaga di perhelatan ini adalah mereka yang masih berusia 15-16 tahun (kelahiran 1996 dan 1997) untuk kategori Junior dan usia youth 17-18 tahun (kelahiran 1994 dan 1995) untuk kategori Youth. Usia dibuktikan dengan akte kelahiran, ijasah atau rapor.
Kejurnas ini akan mempertandingkan 26 kelas, masing-masing 6 kelas Junior dan Youth puteri, serta 7 kelas Junior dan Youth putera.
Pada partai pertama bertanding di kelas junior putera antara Nolvi Engkeng (Sulut) versus Wahyuni Bancin (Aceh) di kelas 44 kg yang dimenangkan oleh Nolvi Engkeng dengan kemenangan angka (MA). Di kelas yang sama Alfon Meap (Papua) melawan Andi Haryoko dari Jatim, yang dimenangkan oleh petinju Jatim.
Kelas yang dipertandingkan
Yunior Puteri:
1. Kelas 42 kg
2. Kelas 44 kg
3. Kelas 46 kg
4. Kelas 48 kg
5. Kelas 50 kg
6. Kelas 52 kg
Yunior Putera:
1. Kelas 44 kg
2. Kelas 46 kg
3. Kelas 48 kg
4. Kelas 50 kg
5. Kelas 52 kg
6. Kelas 54 kg
7. Kelas 57 kg
Youth Puteri:
1. Kelas 45 kg
2. Kelas 48 kg
3. Kelas 51 kg
4. Kelas 54 kg
5. Kelas 57 kg
6. Kelas 60 kg
Youth Putera:
1. Kelas 46 kg
2. Kelas 49 kg
3. Kelas 52 kg
4. Kelas 56 kg
5. Kelas 60 kg
6. Kelas 64 kg
7. Kelas 69 kg
Translate this article using Babelfish Yahoo Translator
Tuesday, July 3, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Boxing Indonesia: Who's Next. Boxing is Tinju in Indonesian.
10 comments:
waduh ga ada komen nih. semoga sukses Kejurnas Tinju Amatir Junior. semoga kelak nantinya msk pro dan kemudian melahirkan juara dunia.
http://www.cekskor.com/news/read/18689/chrisjohn-daud-tampil-lagi-di-singapura.
Berita terbaru CJ dan DY. CJ lawan petinju thailand (Chonlatarn Piriyapinyo...????) dan DY lwn ptnju Mongolia (Choy Teesenpurev....????)
kalau el chino bisa mengko choi, itu baru jagoan. cuma masalahnya dengan pelatih begitu2 aja + teknik begitu2 aja, mau melawan orang yang pengalaman walaupun mungkin fisik sedikit mengendur.
walaupun umur sudah 40 tapi seorang choi tetap mongolian warrior yang pantang menyerah.
kata2 tekahir:
el chino - el chino kasihan kamu punya bakat besar tapi di kampung.
jarang update berita blog ni
Mnrt saya biar saja DY melawan Choi, kalau DY kalah itu jadi pembelajaran buat dia. Jika menang DY msh bisa mmprthnkan abangnya dan latihan dikampung.
mgnkn dlm pemikirn DY, wjar saja kalah 2 kali lawan petinju terbaik dunia jd tdk ada yg salah dgn team dan skillnya, pdhl kalo DY ditngan yg tepat, menurut sy bakatnya DY melebihi CJ dan saat ini dia sdh bisa selevel sperti canello, vazquez rios, garcia, broner dll seumur daud atau lbh muda dr daud namun sudah jd juara dunia yg diakui (IBO belum).
CJ vs Chonlatarn? Yah, pertarungan biasa aja.. Ga ada yg istimewa. Chon bukan ptnju berkualitas super, dia ptnju level medium, Arief Blader misal didampingi pelatih saat melawan Chon jg pasti ga bakal kalah KO. Sy kira Chon hanya akan menjadi bulan2an jab straight CJ. Kl DY vs Choy sy belum ada gambaran soalnya sy blm pernah melihat pertandingan Choy.
kalau untuk chonlantarn, saya pikir seperti petinju thailand kebanyakan yang cuma jago kandang.
no offense, perbandingan kasarnya kalau cj hobi melahap sayuran matang, kalau chonlantarn hobi melahap sayuran setengah matang dan mentah.
chonlantarn itu urutan 1 wbc, tapi tidak pernah menantang juara dunia wbc.
jangan sampe penjual sayur nongol nih. wkwkwk
kalau mau lawan dari thailand mending lawan poonsawat kratindaenggym, mantan juara dan sudah teruji lawan petinju2 kelas atas
YUUUUUUUUUUUUUUUURRRRRRRRRRR SSSSSAAAAAAAAAYYYYUUUUUUUURRRRRRRR !!!!!!!!!!!!!!!!!
Kan lagi tren skarang smua orang jadi vegetarian
Post a Comment